50 Tahun Upaya Pembunuhan pada Presiden AS
Bandar Togel Online – Pada tanggal 13 Juli, suara tembakan terdengar pada rapat umum kampanye Donald Trump di Butler, Pennsylvania. Salah satu tembakan mengenai telinga kanan mantan presiden selanjutnya tetapi lukanya tidak sangat parah. Dua peserta rapat umum terluka parah, dan satu orang tewas. Agen Dinas Rahasia AS menembak dan membunuh pria bersenjata itu.
Penyelidik AS di FBI belum merilis rincian mengenai apa yang mereka yakini udah memotivasi pria berusia 20 th. itu untuk menembak mantan presiden selanjutnya kala kampanye. Laporan tempat AS menyatakan tersangka, yang terbunuh di tempat kejadian, adalah seorang bagian Partai Republik, meskipun ia dulu menyumbangkan uang ke platform penggalangan dana Partai Demokrat.
Serangan itu diperlakukan sebagai “upaya pembunuhan”, kata FBI. Bagi banyak orang Amerika, penembakan ini mengingatkan pada upaya sama dalam sejarah Amerika, seperti penembakan Ronald Reagan dan keluarga Kennedy.
50 Tahun Upaya Pembunuhan pada Presiden AS
1981: Ronald Reagan
Seorang pria bersenjata menembak Presiden Ronald Regan ketika dia meninggalkan acara ceramah di hotel Hilton di Washington. Pria bersenjata, John Hinckley, Jr., melepaskan tembakan dari kerumunan di sekitar limusin Reagan. Hinckley berusia 25 th. kala itu dan menderita psikosis akut. Dia pikir kalau dia menembak Reagan, aktris Jodie Foster barangkali akan memperhatikannya. Pada th. 1982, ia dinyatakan tidak bersalah dengan alasan kegilaan dan diperintahkan untuk merintis perawatan di rumah sakit jiwa.
Reagan menggunakan nyaris dua minggu di rumah sakit setelah salah satu peluru Hinckley memantul dari limusin kepresidenan dan mengenai dia. Peluru itu menyerempet tulang rusuk dan nyaris mengenai jantungnya. Peringkat persetujuan publik pada Reagan meningkat setelah upaya pembunuhan tersebut.
Hinckley dibebaskan dari pengawasan psikiatris pada th. 2022 dan udah mengupayakan tunjukkan dirinya sebagai pelukis dan penyanyi folk. Namun, dia tetap dikaitkan dengan upaya pembunuhan tersebut, dan lebih dari satu konsernya udah dibatalkan.
“Saya mengerti aku dikenal sebab tindakan kekerasan,” kata Hinckley kepada stasiun berita Connecticut WTNH awal th. ini. “Tetapi aku adalah orang yang sangat tidak sama dibandingkan th. 1981. Saya menopang perdamaian sekarang.”
Penembakan itu adalah kali terakhir seorang presiden atau mantan presiden terluka dalam upaya pembunuhan hingga serangan 13 Juli pada Trump.
1972: Gerald Ford
Seorang gubernur Alabama, George Wallace, tengah berkampanye untuk pencalonan presiden dari Partai Demokrat di pusat perbelanjaan Maryland ketika dia ditembak lima kali oleh Arthur Bremer.
Wallace adalah seorang segregasionis, populis, dan rasis yang terkenal. Dalam pidatonya, dia bicara mengenai bagaimana orang kulit putih Amerika “dilupakan”. Bremer menembak Wallace setelah pidatonya. Upaya pembunuhan selanjutnya melumpuhkan Wallace dari pinggang ke bawah.
Bremer udah menulis buku harian deskriptif yang kejam mengenai keinginannya untuk membunuh Wallace atau Richard Nixon dan diduga termotivasi oleh ketenaran yang akan ditimbulkan oleh pembunuhan tersebut. Dia dibebaskan dari penjara pada th. 2007.
Adapun Wallace, dia melanjutkan politik negara bagian dan selanjutnya meminta maaf kepada orang kulit hitam Amerika atas perpecahan yang udah dia buat.
1968: Robert Kennedy
Saat berkampanye untuk pencalonan presiden dari Partai Demokrat, Robert Kennedy ditembak tiga kali di Hotel Ambassador di Los Angeles, California, pada tanggal 5 Juni oleh Sirhan Sirhan dan meninggal keesokan harinya. Sirhan sukses ditundukkan oleh lebih dari satu orang di ballroom tempat terjadinya penembakan. Lima orang lainnya juga tertembak dalam kejadian tersebut, tetapi seutuhnya pulih.
Pembunuhan selanjutnya berdampak besar pada penentuan presiden th. 1968 dan berlangsung hanya dua bulan setelah pembunuhan pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King, Jr., yang menaikkan kekacauan politik pada akhir th. 1960-an.
Sirhan, seorang Palestina, menyatakan konflik di Timur Tengah memotivasi dia untuk menembak Robert Kennedy, lebih-lebih sebab bantuan Kennedy pada Israel dan janji kampanyenya untuk mengirim 50 jet tempur ke Israel kalau terpilih sebagai presiden. Sirhan divonis bersalah pada 17 April 1969 dan dijatuhi hukuman mati di kamar gas. Hukuman itu sesudah itu diubah jadi penjara seumur hidup.
1963: John F. Kennedy
Presiden Kennedy dibunuh di pusat kota Dallas, Texas, oleh Lee Harvey Oswald kala mengendarai iring-iringan mobil dengan istrinya, Jacqueline, pada tanggal 22 November. Kennedy langsung dibawa ke Rumah Sakit Parkland Memorial, di mana dia meninggal.
Tak lama setelah pembunuhan tersebut, polisi menangkap Lee Harvey Oswald setelah menemukan tempat penembak jitu di Texas School Book Depository.
Komisi Warren yang menyelidiki pembunuhan selanjutnya menyimpulkan pada th. 1964 bahwa Oswald, seorang mantan marinir yang dulu tinggal di Uni Soviet, melakukan tindakan sendirian. Oswald tunjukkan bahwa dia tidak bersalah ketika ditangkap, dengan tunjukkan bahwa dia adalah seorang “patsy” dan hanya ditahan sebab dia dulu tinggal di Uni Soviet.
Oswald ditembak dan dibunuh oleh Jack Ruby, pemilik klub malam Dallas, kala dibawa dari markas polisi ke penjara negara dua hari setelah pembunuhan John F. Kennedy.
Pembunuhan Kennedy membangkitkan serangkaian teori konspirasi dan tetap jadi topik perbincangan luas.
Kennedy adalah presiden AS keempat yang dibunuh dan yang terakhir meninggal kala menjabat. Tiga presiden lainnya yang dibunuh adalah: Abraham Lincoln (1865), James Garfield (1881) dan William McKinley (1901). (ap/hp)