tangis-ibunda-siswa-sd-yang-dijegal-teman-sampai-diamputasi
Tangis Ibunda Siswa SD yang Dijegal Teman sampai Diamputasi, Kecewa bersama dengan Respons Guru
Bandar Togel Terbaik – Kasus pembully-an di sekolah tetap menjadi perhatian publik. Kini, persoalan yang dialami oleh F (12) sampai wajib diamputasi terus menyorot perhatian publik.
Sang ibunda bercerita bahwa putranya telah jelas-jelas mengalami kekerasan di sebuah SD negeri di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Namun, di pihak lain ada yang menyebut perihal berikut cuma candaan anak-anak.
Sebagai seorang bunda, Diana mengatakan bahwa kronologi yang berjalan tak tunjukkan itu sebuah candaan. “Kalau konteksnya bercanda, mereka happy, tertawa bareng, dan barangkali posisi anak aku siap, saling berhadapan,” ujarnya kala diwawancara di dalam acara Close The Door.
“Tapi yang berjalan adalah dia tidak mengetahui dislengkat (dijegal) dan ini posisinya tengah berjalan santai,” sambungnya.
Bunda Diana kemudian mengatakan bahwa kala itu sang putra tengah berjalan untuk membeli makanan. Jegalan berjalan dari belakang, kemudian mengakibatkan F terjatuh.
Hal yang mengakibatkan Diana semakin yakin itu merupakan sebuah pembully-an dikarenakan ada ancaman. Pelaku yang disebut sebuah geng beranggotakan 5 orang ini sempat mengancam F supaya tak mengaku terhadap guru maupun orang tua.
“Pas jatuh, jadi lah itu pembully-an itu, perkataan itu. Perkataan, ‘Jangan ngadu’, ‘Kalau ngadu basic anak mama’, ‘Enggak sakit digituin doang kan badan lo gede’, ‘Awas jangan ngadu ke guru’, ‘Cepu’. Jadi ya ada ancaman-ancaman,” katanya.
F sendiri tak mengetahui bahwa kala itu ia telah menjadi korban bully, Bunda. Saat menceritakan omongan teman-temannya tersebut, barulah ia menyadarinya.
“Dia enggak tahu, ‘Oh itu dibully ya, Ma?’,” kenang Diana.
Lebih lanjut, Diana terhitung membeberkan bahwa tabiat tak terpuji dari anak-anak berikut telah berjalan berkali-kali. Hal ini pun diungkap oleh F setiap kali ia mendapat omongan jelek.
“F itu anaknya aktif, dia bahagia tampil di dalam kelas atau acara sekolah. Setiap tampil dia tetap berbicara ke saya. ‘Ma aku dikatain, ma. Sok ganteng, sok pinter, gendut item’,” bebernya.
Adukan ke wali kelas
Setelah dijegal dan mengalami pembengkakan terhadap lutut, F sempat tak senang masuk sekolah. Selang empat hari setelahnya, barulah ia lagi masuk kelas gunakan kruk, kemudian disusul ibunda ke sekolah.
Saat berjumpa bersama dengan wali kelas, Diana mengaku tak bisa perlakuan yang selayaknya. Bukannya membawa ia masuk ke di dalam kelas, justru mengarahkannya ke luar sambil mengatakan kalimat tak seharusnya.
“Sambil diarahin terlihat kelas, ‘Oh iya F telah cerita. Pastilah orang tua (anak pelaku) mengetahui sakitnya layaknya apa, mereka orang medis dan hukum’. Seperti itu,” kenangnya.
Tangis Ibunda Siswa SD yang Dijegal Teman sampai Diamputasi, Kecewa bersama dengan Respons Guru
Tapi Diana tak berhenti sampai di sana. Ia terus melaporkan suasana sang putra setiap kali di cek sampai diindikasi mengalami kanker tulang.
“Setelah ada indikasi kanker tulang, aku lapor ke wali kelasnya. “Ah masa sih? orang itu cuma dislengkat doang’,” tuturnya menggambarkan reaksi sang wali kelas yang terhitung menjabat sebagai wakil kepala sekolah.
Diana pun tak habis pikir bersama dengan respons sang guru. Seolah-seolah, menjadikan suasana yang dialami sang putra cuma persoalan kecil dan berupa candaan.
“Jadi kala guru bilang itu cuma bercandaan, rasanya kok semakin gawat dunia pendidikan,” katanya sambil menangis.
“Saya harap dunia pendidikan dibenahi sehabis persoalan F, supaya tidak ada F-F lainnya,” katanya lagi.
Saat ini, F tetap berada di tempat tinggal sakit bersama dengan suasana tubuh yang baru, kakinya diamputasi supaya penyebaran kanker bisa diberhentikan. Selama mendapat perawatan, Diana mengaku tetap menangis menyaksikan fisik anaknya sekarang.
F terhitung disebut semakin jarang berbicara sampai sulit makan. Setiap hari, Diana terus mengupayakan untuk membangun mental F supaya tetap semangat.
“Kondisinya sekarang enggak senang banyak bicara, enggak senang makan wajib dibujuk. Saya wajib menguatkan mental anak aku biar dia semangat. Dia bilang, ‘Mama aku menjadi enggak bisa kerja bantuin mama, mama senang sampe kapan kerja buat aku?’ Dalam suasana layaknya ini tetap berkhayal saya…” tutur Diana tak kuasa menahan isak tangis.
Kasus di dalam penyelidikan
Kejadian F dijegal oleh kawan sekolahnya berjalan terhadap Februari, Bunda. Diana telah melaporkan persoalan ini ke polisi terhadap Maret tapi berjalan bersama dengan amat lambat sampai menjadi viral di media sosial.
Mengutip detikcom, polisi sebut persoalan ini naik ke tahap penyidikan. “Untuk persoalan berikut kala ini kita telah meningkatkan standing dari penyelidikan ke penyidikan,” kata Kasi Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul.
Ia menyebut total enam orang saksi telah diperiksa. Segera pihak kepolisian bakal melaksanakan gelar perkara penetapan tersangka. “Setelah naik penyidikan, penyidik bakal segara memanggil saksi-saksi. Setelah saksi cukup, bakal dilaksanakan gelar perkara untuk menetapkan tersangkanya,” ujarnya.
Dalam persoalan tersebut, lanjut Hotma, pihak kepolisian menyimak proses peradilan anak dikarenakan pelaku dan korban sama-sama melibatkan anak di bawah umur. Lebih lanjut Hotma meminta sekolah dan orang tua proaktif memantau anak-anak supaya persoalan perundungan tidak terulang.
Kementerian PPPA Bergerak
Perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menjenguk F ke tempat tinggal sakit. Di sana, pihak PPPA terhitung berjumpa bersama dengan Diana.
“Tim kita telah mengunjungi anak korban yang telah diamputasi kakinya. Tim terhitung berjumpa bersama dengan orang tuanya di tempat tinggal sakit,” kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar.
Nahar menyebut persoalan perundungan ini tengah diselidiki oleh pihak kepolisian. Dia mengatakan polisi telah memeriksa korban, ibu korban, terlapor anak, dan orang tua terlapor anak.