Laris Manis Album Baru The Cure
Live Poker Indonesia – Eksistensi The Cure kayaknya gak pernah padam nih. Bahkan hingga sekarang mereka merilis album baru tetap laku dan jadi ‘santapan nikmat’ penggemar.
Salah satu fenomenanya adalah penjualan album baru mereka, Songs of A Lost World dalam wujud fisik di Amerika Serikat yang laris manis.
Catatan selanjutnya seperti menjelaskan popularitas Robert Smith cs tetap dapat sambutan besar berasal dari pendengarnya. Bukan hanya berasal dari faktor digital, tapi juga rilisan fisik mereka nih guys.
Nah album studio ke-14 The Cure itu tersedia di posisi paling atas tangga lagu Album Vinyl Billboard dan Penjualan Album Teratas Billboard. Album ini juga berada di puncak tangga lagu Album Rock Teratas dan Album Alternatif Teratas di AS.
Laris Manis Album Baru The Cure
Mengutip berasal dari Chart Company, Selasa (19/11/2024), Robert Smith sempat terasa terharu atas respon yang diberikan pendengar. Ya dia sih berpikir bahwa album Songs Of A Lost World merupakan album pertama The Cure dalam 16 th. terakhir.
“Senang sekali, ini terlalu mengharukan dan merasakan reaksi yang luar biasa terhadap perilisan album Cure yang baru. Kepada seluruh orang yang sudah membeli, mendengarkan, menyukainya, yakin kepada kita selama bertahun-tahun, menerima kasih,” kata Robert Smith.
Adapun Songs Of A Lost World mengawali debutnya di posisi keempat tangga lagu album keseluruhan, Billboard 200. Ini jadi pencapaian tertinggi ke-2 bagi The Cure sesudah album Wish (1992).
Nah kesuksesan album di AS ini didahului bersama dengan The Cure yang memuncaki Tangga Album Inggris awal November 2024. Album ini juga secara resmi disertifikasi Perak di Inggris, sesudah terjual lebih berasal dari 50 ribu kopi.
Perusahaan fashion Mango hadapi banjir kritikan sesudah memperkenalkan pemanfaatan style yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk kampanye iklan mereka. Langkah ini memicu perdebatan panas di tempat sosial, terutama terkait isu keaslian iklan, etika industri, hingga kecemasan dapat hilangnya lapangan kerja di sektor modelling.
Mango, yang baru saja merayakan pendapatan tertinggi dalam 40 th. terakhir mengawali pemanfaatan style AI terhadap musim panas lalu. Jordi Alex, Chief Information Technology Officer di Mango sangat percaya bahwa langkah ini jadi komitmen Mango yang terbuka bersama dengan inovasi teknologi yang ada.
“Inisiatif ini mencerminkan komitmen berkelanjutan kita terhadap inovasi dan jadi yang terdepan dalam dunia mode,” kata Jordi, seperti dikutip berasal dari Daily Mail.
Namun, langkah ini ternyata tidak sepenuhnya diterima oleh kastemer dan para profesional industri. Seorang kreator konten di TikTok, Marcos Angelides, memicu diskusi mendalam perihal praktik Mango ini melalui video yang diberi tagar #falseadvertising. Dalam videonya, Angelides mempertanyakan standar etika yang tidak berkelanjutan dalam industri iklan.
“Jika sebuah brand maskara pakai bulu mata palsu dalam iklan, mereka dapat terkena masalah. Tapi kalau brand pizza pakai lem untuk memicu keju nampak lebih meleleh, itu dianggap sebagai desain kreatif,” ujar Angelides, menyoroti standar ganda yang ada.
Angelides juga memperingatkan bahwa teknologi AI generatif seperti ini dapat membatasi ulang langkah industri pakai teknologi dalam iklan.
“Apakah ini hanya alat kreatif, seperti Photoshop, atau wujud iklan palsu gara-gara style dan busana yang ditampilkan sesungguhnya tidak ada?” tambahnya.
Di segi lain, para kastemer menyuarakan kekecewaan mereka terkait efek style AI terhadap pengalaman membeli online.
“Saat aku memesan busana secara online, aku memandang gambar untuk mengerti bagaimana busana itu sesungguhnya nampak dan pas di tubuh. Gambar AI terlalu tidak berguna untuk itu,” tulis tidak benar satu pengguna di kolom komentar TikTok.
Komentar lain menyebut bahwa langkah ini mengakses peluang besar untuk keluhan konsumen. Foto yang tersedia di katalog dapat jadi tidak serupa berasal dari produk aslinya.
“Apa yang tiba di tempat tinggal dapat terlalu tidak serupa bersama dengan yang ditampilkan di iklan. Ini dapat jadi bumerang besar bagi Mango,” ujar netizen.
Kritik terhadap Mango juga meluas ke seruan boikot. Beberapa pengguna TikTok mendesak kastemer untuk berhenti membeli produk Mango hingga mereka menghentikan praktik ini.
“Kami sebagai kastemer punya kekuatan. Jangan membeli berasal dari Mango hingga mereka ulang pakai style asli,” tulis netizen lain.