Atlet Voli Transgender Picu Kontroversi dengan Pukulan Mematikan
Agen Poker Terpercaya – Dunia olahraga ulang diguncang oleh pembicaraan mengenai kehadiran atlet transgender dalam tim perempuan. Kali ini, perhatian publik tertuju terhadap Blaire Fleming, atlet voli dari San Jose State University (SJSU), yang terlibat dalam insiden memukul bola ke muka lawannya, Keira Herron, dari tim San Diego State Aztecs.
Kejadian selanjutnya berjalan terhadap set kedua, waktu San Diego State unggul 22-12 di lapangan SJSU. Fleming, mahasiswa senior yang sudah join sejak 2022, mendapatkan umpan dari rekan setimnya, Brooke Slusser. Tanpa ragu, Fleming melemparkan spike keras yang menghantam muka Herron hingga membuatnya terjatuh ke lantai.
“Wajahnya menjadi hampir cocok dengan warna rambut pink-nya,” ujar komentator dalam siaran langsung.
Atlet Voli Transgender Picu Kontroversi dengan Pukulan Mematikan
“Keira tertawa, coba menertawakan apa yang terjadi,” lanjut komentator menyoroti sikap optimis Herron meski wajahnya terkena bola.
Insiden selanjutnya dengan cepat viral di tempat sosial dan memancing pembicaraan panas mengenai partisipasi atlet transgender dalam tim olahraga perempuan.
Atas insiden ini, empat sekolah apalagi menentukan untuk membatalkan pertandingan melawan SJSU dengan alasan kekuatiran terhadap keamanan pemain mereka.
Organisasi Independent Council on Women’s Sports (ICONS) ikut menambahkan kritik tajam terhadap Fleming. Komentar pedas selanjutnya pun menyentil gender Fleming.
“Seorang pemain pria di SJSU memukul muka pemain perempuan lawan dengan spike keras dalam pertandingan melawan San Diego State malam ini,” tulis ICONS dalam unggahan di tempat sosial.
Komentar lain terhitung mempertanyakan keadilan dalam kompetisi ini. Feming yang punyai tinggi 185 cm selamanya dianggap sebagai pria.
“Merebut posisi dan beasiswa perempuan bukanlah hal yang baik, dan terkecuali mereka menang, itu tidak bermakna dikarenakan kelebihan fisik yang mereka miliki,” ujar seorang pengguna di tempat sosial.
Pelatih SJSU, Todd Kress, mengutarakan bahwa timnya menerima banyak pesan kebencian pasca insiden tersebut.
“Beberapa pesan kebencian yang kami menerima sangat menjijikkan. Saya lebih risau mengenai kesegaran mental atlet kami,” ungkap Kress.