di Balik Tren Pernikahan Tanpa Cinta dan Seks di Jepang
,Agen Togel Terbesar – yang saat ini menghadapi tantangan rendahnya angka kelahiran, sedang mengalami gelombang tren pernikahan yang dikenal sebagai ‘friendship marriage’. Fenomena ini melibatkan warga Jepang yang memilih untuk menikah tanpa dasar cinta romantis dan hubungan seksual.
Menurut laporan dari Colorus yang dikutip dari South China Morning Post, tren ini banyak dilakukan oleh kaum muda yang merasa terbebani oleh tekanan sosial untuk menikah, namun tidak tertarik pada ikatan romantis. Pernikahan semacam itu didasarkan pada kesamaan nilai dan minat, dengan pasangan yang menghabiskan waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk menyepakati detail-detail kecil dalam hidup mereka.
di Balik Tren Pernikahan Tanpa Cinta dan Seks di Jepang
Pasangan dalam tren ini memiliki kebebasan untuk menjalin hubungan romantis dengan orang lain di luar pernikahan, dengan syarat ada kesepakatan bersama. Hal ini dilihat seperti mencari teman sekamar dengan minat yang sama. Apa yang mendorong warga Jepang untuk mengikuti tren pernikahan seperti ini?
Menurut laporan tersebut, banyak yang melakukannya untuk menunjukkan stabilitas sosial dan kedewasaan yang dianggap penting untuk kemajuan karier serta memenuhi harapan orang tua. Peserta tren ini umumnya berusia sekitar 32,5 tahun dengan pendapatan di atas rata-rata nasional, dan sekitar 85 persen memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi.
Tren ini juga menarik bagi individu aseksual dan homoseksual, serta individu heteroseksual muda yang tidak tertarik pada pola hubungan romantis konvensional. Sementara di negara lain seperti Singapura dan China, tren pernikahan tanpa cinta dan seks juga mulai muncul.
Misalnya, seorang wanita 24 tahun asal Singapura memilih untuk hidup berpasangan di Amerika Serikat, sedangkan di China, semakin banyak anak muda yang memilih untuk tinggal bersama teman dekat dalam apa yang disebut sebagai ‘friendship marriage’. Kesimpulannya, fenomena pernikahan tanpa cinta dan seks menjadi tren di berbagai negara, mencerminkan perubahan dalam pandangan masyarakat terhadap hubungan dan pernikahan, serta tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh kaum muda modern.