nikita-mirzani-dan-dokter-oky-datangi-polda-metro-jaya
“Nikita Mirzani dan Dokter Oky Datangi Polda Metro Jaya”
Poker Online Indonesia – Aktris Nikita Mirzani dengan dokter Oky Pratama datang ke Polda Metro Jaya didampingi kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid.
Pantauan detikcom, keduanya tiba terhadap pukul 10.30 WIB. Saat ditanya mengenai kedatangannya, Nikita Mirzani tak menjawab pemeriksaan apa yang bakal dijalaninya.
“Pemeriksaan apa, nanti ya,” kata Nikita Mirzani saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (6/2/2025).
Senada dengan bintang film Comic 8 itu, dokter Oky Pratama terhitung tak menjawab apa pun mengenai agenda pemeriksaan hari ini.
Namun, ia yakin baik dirinya dan Nikita Mirzani tak bersalah dan yakin diri menekuni pemeriksaan.
“Nikita Mirzani dan Dokter Oky Datangi Polda Metro Jaya”
“Ini hari yang ditunggu gara-gara seutuhnya ini kan harus kami jalani gara-gara kecuali seandainya bener nggak usah cemas gitu ya,” ujar Oky Pratama.
Pemeriksaan yang dijalani keduanya dianggap atas laporan dari dokter Reza Gladys soal dugaan pemerasan.
Laporan berikut diungkapkan oleh kuasa hukum dokter Reza Gladys, Julianus Paulus Sembiring. Laporan polisi itu terdaftar terhadap 3 Desember 2024 di Polda Metro Jaya.
“Klien kami telah mengakibatkan laporan di Polda Metro Jaya per tanggal 3 Desember 2024, terhadap inisial NM dan kawan-kawan,” kata Julianus Paulus Sembiring.
Selain pemerasan, di dalam laporan itu terhitung dicantumkan pasal mengenai tindak pidana pencucian uang (TPPU).
“Diduga kuat, mereka melakukan tindak pidana sebagaimana Pasal 27B ayat (2) UU No. 1 Tahun 2024 mengenai ITE, Pasal 368 KUHP mengenai pemerasan, dan juga Pasal 3, 4 dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang,” terang Julianus Paulus Sembiring.
Sebelumnya, asisten Nikita Mirzani, Mail Syahputra terhitung dimintai info atas dugaan pemerasan di Polda Metro Jaya terhadap Senin (3/2/2025) mengenai masalah yang sama.
Setelah menekuni pemeriksaan yang berjalan sepanjang tidak cukup lebih 12 jam itu, ia membantah soal terdapatnya pemerasan.
“Kalau pemerasan, nggak ada yang meras. Nggak memahami juga,” bantah Mail Syahputra.